source: http://enadeha-antares.blogspot.com/2010/08/karena-paskibra-sma-negeri-1-purwokerto.html
ibu
saya lagi baca koran malam ini, lalu bilang "udah baca ini?" menunjuk
artikel tentang perintah telanjang dari senior putri ke junior putri di
Paskibra Prov. DKI Jakarta. Langsung saja, pandangan ibu saya ke
Paskibra yang kebetulan jadi kegiatan saya di sekolah , langsung jelek
dan beliau melarang saya ikut ikutan lagi, terutama acara menginapnya.
niat beliau baik "hanya karna 1 niat untuk jadi Paskibra atau apa, kamu bisa menyesal seumur hidup!"
ya, karena beliau mencintai saya dan ingin melindungi saya.
ya wajar, beliau ibu saya.
tapi Ibu,
saya belum dan insya Allah tidak akan pernah menyesal ikut Paskibra.
bahkan
saya
benar benar akan menyesal SEUMUR HIDUP kalau saya nggak ikut Paskibra,
kalau saya dilarang ikut Paskibra SMA Negeri 1 Purwokerto.
Kenapa? Karena saya tau dan paham bahwa Paskibra SMA N 1 Purwokerto tidak seperti itu, dan punya nilai baik yang banyak sekali.
Saya
tau mana yang baik dan yang buruk, mana yang salah dan yang benar.
Kalau Paskibra itu buruk, saya nggak akan ikut Bu. Saya bisa jamin nggak
akan ada hal seperti di Jakarta itu, di organisasi saya, Bu, percaya
saya.
well yah, itu background post ini hehe panjang yaa?
liat artikel ini kalau perlu tau lebih tentang apa yang sedang saya bicarakan
sedikit saja, komentar saya, pendapat saya tentang kejadian itu.
Ya,
ya emang gitu faktanya, nggak bisa dibohongi, dan saya juga nggak mau
membela mereka yang menggunakan posisi sebagai senior untuk melakukan
hal-hal di luar batas. kasarnya: senior itu yang sok, nggak tau diri.
emangnya kenapa kalo jadi senior? senior memang punya hak dan kewajiban
"membina" junior, tapi tetep ada batasnya, tetep ada norma dan etikanya,
tetep dalam aturan. nggak bisa seenaknya. dan perlu digarisbawahi, nggak semua Paskibra di Indonesia punya kejadian tidak senonoh seperti itu. bahkan mungkin cuma 1 kejadian di Jakarta aja.
dan yang penting lagi,
Paskibra yang jadi kegiatan saya di sekolah, Paskibra yang merupakan organisasi siswa pilihan saya sendiri, tidak seperti itu.
Paskibra SMA Negeri 1 Purwokerto yang saya cintai jauh lebih bermartabat daripada itu.
bisa dibuktikan. bisa dipastikan. silahkan saja.
------------------------------
saya bikin note itu di facebook saya.
tapi karna saya merasa lebih bebas menulis di blog, ya kopas deh kesini.
hm buat apa ada pembina? ya supervisi dong, buat memastikan semuanya berjalan sebagaimana mestinya.
lebih lanjut lagi
buat apa ada etika, ada norma? nggak usah jauh jauh, norma di masyarakat aja, Paskibra tetep megang norma kok.
Harus mematuhi norma, harus tetap dalam batasan.
sebagai salah 1 anggota Paskibra Sekolah di Indonesia, saya juga ikut malu karna kejadian itu
kenapa bisa ada yang seperti itu?
pertimbangan macam apa yang dipake sampe senior bisa mengeluarkan perintah seperti itu?
akal sehat, nalar, dan logika seperti apa yang membolehkan ada konsekuensi seperti itu?
intinya: saya tidak bisa menerima perintah senior semacam itu dengan nalar dan akal saya
saya
juga nggak habis pikir, dimana inisiatif si junior yang "dilecehkan"
itu? emangnya nggak boleh nolak? emangnya nggak bisa minta konsekuensi
lain? kenapa mau aja? kalau si junior menolak perintah senior itu, dan
bertahan untuk menjaga harkat martabatnya, menjaga nilai nilai etika
kemanusiaan, ya harusnya nggak akan ada kejadian kaya gitu.
ini pandangan saya, pendapat saya.
Di
Paskibra SMA Negeri 1 Purwokerto, kakak angkatan memang berhak
"membina" adik angkatannya, biasanya dalam area kedisplinan, tanggung
jawab, dan lain lain. kami punya beberapa kebiasaan:
1.)
menetapkan aturan dengan konsekuensi yang sudah disepakati apabila
terjadi pelanggaran dengan memperhatikan keadaan dan kesanggupan adik
angkatan. misal, terlambat 1 menit, 5 kali push-up. kalau si adik
angkatan tidak bisa menerima konsekuensi itu, boleh menolak asal ada
alasan logis dan punya konsekuensi lain yang bisa diterima.
2.)
ketika terjadi pelanggaran, langsung diberi konsekuensi. apabila
konsekuensi tidak bisa diterima atau adik angkatan merasa tidak sanggup,
adik angkatan harus mau berinisiatif untuk bilang kalau konsekuensi itu
tidak bisa dijalankan dengan alasan tertentu, dan konsekuensi bisa
diganti menjadi konsekuensi lain yang lebih pantas. jadi ya saya akui
kadang kakak angkatan sengaja memberi konsekuensi yang agak aneh dan
berlebihan, tapi menurut saya hal itu bertujuan untuk membiasakan
inisiatif dan penggunaan akal dan nalar dalam segala hal. tapi perlu
digarisbawahi, separah-parahnya konsekuensi yang mungkin kakak angkatan
berikan, tetap mempertimbangkan banyak hal, termasuk memperhatikan norma
dan etika.
dan saya kira Paskibra-Paskibra di Indonesia mempunyai kebiasaan yang sama, sama-sama bertujuan baik dengan tetap memegang aturan, norma, etika, dan tetap dalam batasan yang bisa diterima.
dan saya kira Paskibra-Paskibra di Indonesia mempunyai kebiasaan yang sama, sama-sama bertujuan baik dengan tetap memegang aturan, norma, etika, dan tetap dalam batasan yang bisa diterima.
mudah-mudahan pandangan masyarakat pada Paskibra nggak jadi buruk ya karena 1 kejadian di Jakarta itu.
Karna percayalah, sesungguhnya Paskibra di Indonesia tidak seperti itu.
Komentar
Posting Komentar